Malam belum lagi selarut kemarin ketika aku menemuimu tapi
dimanakah engkau, menyapuku ke seluruh sudut lapak-lapak, spanjang
panjangnya trotoar jalan, ke dalam kelamnya rel kereta hingga lelahku di
stasiun. Tidak juga kutemuimu.
Malam ini ayah datang anakku. Bawa sedikit roti untuk menghangatkan malammu. Dan sedikit rejeki untukmu. Tak seorangpun yang tahu dimana kamu malam ini.
Ayah cemas.
Nyala rokok dan kepul asap tidak dapat menentramkan hati. Aku khawatir.
Sampai suara berat menggagetkanku, "Ada apa dan untuk apa bapak mencari mereka?"
tangan kekar berotot mencengkeram pundakku dan bau alkohol yang kini membuatku pusing.
Satu pukulan telak mengenai punggungku dari arah belakang. Aku terjatuh, dan mereka merampas semua, semua dengan tidak tersisa. Gelap.
1 Februari 2009
Malam ini ayah datang anakku. Bawa sedikit roti untuk menghangatkan malammu. Dan sedikit rejeki untukmu. Tak seorangpun yang tahu dimana kamu malam ini.
Ayah cemas.
Nyala rokok dan kepul asap tidak dapat menentramkan hati. Aku khawatir.
Sampai suara berat menggagetkanku, "Ada apa dan untuk apa bapak mencari mereka?"
tangan kekar berotot mencengkeram pundakku dan bau alkohol yang kini membuatku pusing.
Satu pukulan telak mengenai punggungku dari arah belakang. Aku terjatuh, dan mereka merampas semua, semua dengan tidak tersisa. Gelap.
1 Februari 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar