Senin, 13 Mei 2013

Andai Engkau Mendengarkanku dengan Ikhlas

Kaget, takjub, heran… Ketika semalam aku mendapat sms dari seseorang yang tidak kukenal nomor teleponnya. SMS yang berisikan tentang jawaban dari soal-soal Bahasa Inggris untuk SMK yang hari akan di Uji Nasioanal kan. Ku coba hubungi balik melalui telepon, tidak ada jawaban dari seberang sana… Ach.. ku pikir semacam surat kaleng yang ingin mengacaukan konsentrasiku….

Ku coba pejamkan mata lagi, mempersiapkan physicku agar fit esok hari guna mengawal jalannya Ujian nasional di SMK ku agar berjalan lancar….

Kembali Handphone tuaku berbunyi… Kali ini… kepedihan dan perih yang aku rasakan di dalam dada ini seperti di sayat-sayat sembilu…. Setelah kubaca pesan yang tertulis di sana, aku terduduk diam, lemas, mataku terjaga… hilang kantukku…

Pesan itu :

Saya kecewa bersekolah di SMK ini, karena ketika Ujian Nasional, tidak ada bantuan dari guru-guru. Tidak seperti sekolah lain yang membuat tim sukses dan membantu siswanya dengan jawaban dan bocoran soal. Lagi-lagi dari nomor yang tidak aku kenal….

Sedih….

Padahal sudah dari jauh-jauh hari, bahkan mungkin sejak kamu masih duduk di kelas 1, kamu sudah aku didik untuk mandiri dan dapat menyelesaikan semua persoalan dengan mandiri.. mengerjakan soal-soal sendiri… Ach andainya kamu mendengarkan dan melaksanakan ajaran yang telah aku ajarkan kepadamu… dan bukannya malah berbalik badan meninggalkanku mungkin kamu akan sukses tanpa perlu tim sukses… tapi entah siapa yang kamu yang jadikan panutan? Yang akhirnya menjerumuskan kamu ke dalam kesesatan di saat-saat terakhir kalian harus menghadapi Ujian yang sesungguhnya…

Padahal baru kemarin kamu, datang berbondong-bondong memohon belas kasih aku, meminta ampun dan maaf padaku… dan sudah aku maafkan dan aku ikhlaskan agar kalian lulus semuanya, tapi ada satu hati yang ternyata hati dan perbuatan tidak sama…

Tapi tidak apa-apa… karena cuma kamu seorang yang kecewa… sementara yang lain tidak… itu artinya SMK ini telah mendidik secara benar, tidak membenarkan dan mengajarkan kecurangan…

Tapi anakku, aku tetap sedih memikirkan nasibmu nanti, aku tetap berdoa agar kamu mendapatkan mukjijat sehingga dapat lulus… Amiin.


Tulisan di atas cuma untuk mengingat kepedihanku, ornagtuamu anak-anakku, orang yang mengaku-aku sebagai ayahmu....
Ketika menahan pedih saat aku berdoa untukmu malah kamu membelakangiku
Kini kamu telah gagal anakku...
Kini aku telah gagal, doaku tidak terkabulkan....
ANDAI ENGKAU MENDENGARKANKU DENGAN IKHLAS..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar