Senin, 13 Mei 2013

Ayah Kalah

Malam belum lagi selarut kemarin ketika aku menemuimu tapi dimanakah engkau, menyapuku ke seluruh sudut lapak-lapak, spanjang panjangnya trotoar jalan, ke dalam kelamnya rel kereta hingga lelahku di stasiun. Tidak juga kutemuimu.

Malam ini ayah datang anakku. Bawa sedikit roti untuk menghangatkan malammu. Dan sedikit rejeki untukmu. Tak seorangpun yang tahu dimana kamu malam ini.
Ayah cemas.

Nyala rokok dan kepul asap tidak dapat menentramkan hati. Aku khawatir.
Sampai suara berat menggagetkanku, "Ada apa dan untuk apa bapak mencari mereka?"
tangan kekar berotot mencengkeram pundakku dan bau alkohol yang kini membuatku pusing.
Satu pukulan telak mengenai punggungku dari arah belakang. Aku terjatuh, dan mereka merampas semua, semua dengan tidak tersisa. Gelap.

1 Februari 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar